Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Lagu POP Nasional Indonesia

Bendera - Cokelat biar saja ku tak seindah matahari tapi selalu ku coba tuk menghangatkanmu biar saja ku tak setegar batu karang tapi selalu ku coba tuk melindungimu biar saja ku tak seharum bunga mawar tapi selalu ku coba tuk mengharumkanmu biar saja ku tak seelok langit sore tapi selalu ku coba tuk mengindahkanmu ku pertahankan kau demi kehormatan bangsaku ku pertahankan kau demi tumpah darah semua pahlawan-pahlawanku * merah putih teruslah kau berkibar di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini merah putih teruslah kau berkibar di ujung tiang tertinggi di indonesiaku ini merah putih teruslah kau berkibar ku akan selalu menjagamu Ulasan mengenai lagu diatas:           Beruntunglah Indonesia, masih memiliki seniman-seniman musik yang masih peduli akan sifat nasionalisme bangsa ini. Beberapa dari mereka masih menuliskan dan membuat lagu nasionalisme yang membakar semangat para pemuda bangsa, seperti halnya apa yang dilakukan band Cokelat ini, ditengah marakn

Permainan Tradisional Petak Jongkok

Candak Ndodok atau sering disebut dalam bahasa indonesia yaitu Petak Jongkok atau Tap Jongkok adalah salah satu permainan tradisional Indonesia yang tidak membutuhkan banyak peralatan untuk memulainya. Bahkan permaian ini bisa dimulai di mana saja tanpa persiapan apapun. Mengapa permainan tradisional ini disebut atau dijuluki permainan candak ndodok? Karena permainan candak ndodok ini merupakan permainan yang sangat unik. Permaian candak ndodok dimulai dengan sebuah gambreng. Gambreng adalah sebuah proses menentukan giliran yang biasanya dimulai dengan teriakan "Hom pim pah alaiyum gambreng!".  Biasanya permainan dimulai dengan semua pemain lari berpencar menjauhi si penjaga. Si penjaga harus mengejar pemain lainnya sampai berhasil menepuk (di mana saja) salah satu pemain. Bila si penjaga berhasil melakukan itu, posisi akan otomatis berubah. Orang yang ditepuk akan berjaga, sedangkan orang yang berjaga akan menjadi target penjaga. Para target bisa meloloskan diri dengan ca

Sejarah Singkat dan Perkembangan Seni Beladiri Benjang

Ada suatu keistimewaan dalam permainan banjang, disamping mempunyai teknik-teknik kuncian yang mematikan, benjang mempunyai teknik yang unik dan cerdik atau pada keadaan tertentu bisa juga dikatakan licik dalam hal seni beladiri, misalnya dalam teknik mulung yaitu apabila lawan akan dijatuhkan ke bawah, maka ketika posisinya di atas, lawan yang di angkat tadi dengan cepat merubah posisinya dengan cara ngabeulit kaki lawan memancing agar yang menjatuhkan mengikuti arah yang akan dijatuhkan, sehingga yang mengangkat posisinya terbalik menjadi di bawah setelah itu langsung yang diangkat tadi mengunci lawannya sampai tidak berkutik. Menurut pendapat salah seorang sesepuh benjang yang tinggal di Desa Cibolerang Cinunuk Bandung, bahwa nama benjang sudah di kenal oleh masyarakat sejak tahun 1820, tokoh benjang yang terkenal saat itu, antara lain H. Hayat dan Wiranta. Kemudian ia menjelaskan mengenai asal-usul benjang adalah dari desa Ciwaru Ujungberung, ada juga yang menyebutkan dari Ciboler

Kembalikan Pancasila Sebagai Karakter Bangsa Indonesia

Memasuki era globalisasi ini, pengaruh berbagai ideologi dunia mulai meminggirkan ideologi Pancasila. Bahkan ketua PSP UGM, Prof. Sudjito dengan gamblang menyampaikan bahwa Pancasila telah dikubur oleh bangsanya sendiri di tanah kelahirannya. Pernyataan itu merupakan akumulasi dari kondisi masyarakat sekarang yang sudah tidak peduli lagi dengan Pancasila serta nilai-nilai luhurnya. Era Reformasi membuat Pancasila sebagai Dasar Negara kurang mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Kondisi itu sungguh memprihatinkan. Bangsa Indonesia harus kembali mengembangkan nilai-nilai ideal Pancasila sebagai karakter bangsa. Untuk itu, penyelenggara Negara dan warga mesti mensosialisasikan dasar Negara secara lebih kreatif sehingga menghasilkan pikiran, sikap, dan tindakan sesuai kelima sila itu. Ketua Eksekutif Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila (UP) Yudi Latif menyampaikan seruan itu dalam orasi ilmiah “Karakter Pancasila Sebagai Dasar Kemajuan Bangsa” pada seminar Panacasila  di Jak