Langsung ke konten utama

DAMPAK DARI PENANGGULANGAN SAMPAH PLASTIK BAGI LINGKUNGAN

TUGAS MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“DAMPAK DARI PENANGGULANGAN SAMPAH PLASTIK BAGI LINGKUNGAN”

Description: logo_gunadarma.jpg

Disusun Oleh:
Nama          : Maulana
NPM           : 35413348
Kelas          : 3ID02


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Lebih dari 1 triliun kantong plastik digunakan setiap tahun di seluruh dunia. Sekitar 2 juta kantong plastik digunakan setiap menit di seluruh dunia dan sekitar 32 juta ton sampah plastik dihasilkan setiap tahunnya, mewakili 12,7% dari total limbah padat. Menurut Riset Greeneration, 1 orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Manajemen sampah yang buruk, terutama di negara-negara berkembang, menjadi salah satu pemicunya. Di negara seperti Indonesia contohnya, angka pendaurulangan sampah termasuk rendah yakni di bawah 50 persen. Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan juga masih memprihatinkan. Tidak heran jika kemudian sampah mudah ditemui di Indonesia yang dapat dilihat di selokan, jalanan, sungai, dan kali.
Pembuangan sampah-sampah plastik kepada lingkungan telah menambah tingkat kesengsaraan alam. Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain. Sampah plastik terbuat dari bahan anorganik. Bahan-bahan anorganik tersebut sangat sulit dan tidak mungkin diuraikan oleh bakteri pengurai. Apabila ditimbun dalam tanah untuk menguraikannya butuh  waktu berjuta-juta tahun. Dan apabila dibakar hanya akan menjadi gumpalan dan butuh waktu lama untuk mengurainya yang akan menyebabkan terjadinya pemanasan global yang berdampak pada kehidupan manusia itu sendiri.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai penanggulangan sampah plastik bagi lingkungan khususnya pada dampak yang dihasilkannya. Dengan harapan penulis maupun pembaca dapat mengurangi penggunaan plastik, mengetahui dampak bagi lingkungannya dan mengetahui solusi untuk menanggulangi ataupun mengolah sampah plastik tersebut.

1.2     Perumusan Masalah
            Perumusan masalah merupakan suatu proses pembuatan pembatasan permasalahan agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan dapat difokuskan pada satu permasalahan. Perumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana cara mengetahui pengertian dari sampah, terutama sampah plastik dan bagaimana sejarahnya, bagaimana cara mengetahui jenis-jenis plastik yang digunakan, bagaimana cara mengetahui jenis-jenis sampah, bagaimana cara mengetahui dampak dari sampah plastik bagi lingkungan dan kesehatan dan bagaimana cara mengatasi ataupun menanggulangi sampah plastik.

1.3     Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan berisikan hal-hal yang hendak dicapai dalam pembahasan yang akan dilakukan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah dampak penanggulangan sampah plastik bagi lingkungan.
1.        Mengetahui pengertian dari sampah, terutama sampah plastik dan bagaimana sejarahnya.
2.        Mengetahui jenis-jenis plastik yang digunakan.
3.        Mengetahui jenis-jenis sampah.
4.        Mengetahui dampak dari sampah plastik bagi lingkungan dan kesehatan.
5.        Mengetahui cara mengatasi ataupun menanggulangi sampah plastik.
  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Sampah
Secara terbatas yang dimaksud dengan sampah adalah tumpukan bahan bekas dan sisa tanaman (daun, sisa sayuran, sisa buangan lain), atau sisa kotoran hewan atau benda-benda lain yang dibuang. Dalam pengertian yang luas, sampah diartikan sebagai benda yang dibuang, baik yang berasal dari alam ataupun dari hasil proses teknologi (Reksosoebroto, 1990).
Sampah ialah segala zat padat atau semi padat yang terbuang atau yang sudah tidak berguna, baik yang dapat membusuk atau yang tidak dapat membusuk kecuali zat-zat buangan atau kotoran yang keluar dari tubuh manusia (Wasito, 1970).
Sampah ialah bahan buangan sebagai akibat aktifitas manusia dan binatang, yang merupakan bahan yang sudah tidak penting lagi sehingga dibuang sebagai barang yang sudah tidak berguna lagi (Sudarso, 1985).
Sampah organik meliputi sampah semi basah berupa bahan-bahan organik yang umumnya berasal dari sektor pertanian dan makanan misalnya sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran dan kulit buah yang kesemuanya mudah membusuk (Murtadho, 1988).
Penanganan sampah yang baik akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Manfaat lain penanganan sampah yang baik adalah menurunkan 90% angka kehidupan lalat menurunkan 90% angka kehidupan tikus menurunkan 30% angka kehidupan nyamuk, menurunkan 70% angka kerusakan jembatan dan menurunkan 90% angka kerusakan pipa bangunan. Keuntungan pembuangan sampah yang dapat diperoleh dari pengelolaan sampah yang baik dapat dilihat dari beberapa segi yaitu dari segi sanitasi, menjamin tempat kerja yang bersih, mencegah tempat berkembang biaknya vektor hama penyakit dan mencegah pencemaran lingkungan termasuk timbulnya pengotoran sumber air. Dari segi ekonomi mengurangi biaya perawatan dan pengobatan sebagai akibat yang ditimbulkan sampah. Tempat kerja yang bersih akan meningkatkan gairah kerja dan akan menambah produktivitas serta efisiensi pekerja, menarik banyak tamu atau pengunjung, mengurangi kerusakan sehingga mengurangi biaya perbaikan. Dari segi estetika, menghilangkan pemandangan tidak sedap dipandang mata menghilangkan timbulnya bau–bauan yang tidak enak, mencegah keadaan lingkungan yang kotor dan tercemar. Penanganan sampah yang baik akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan (Reksosoebroto, 1990).
Pelaksanaan pengelolaan sampah meliputi beberapa phase penyelenggaraan, dan pada phase pembuangan akhir terdiri dari beberapa macam metode, yaitu phase penyediaan atau phase penampungan, phase pengumpulan dan pengangkutan, dan phase pembuangan. Macam-macam metode pembuangan akhir adalah pembuangan sampah terbuka, pembuangan sampah dalam badan air, pembuangan sampah dirumah-rumah bersama air kotor masuk ke instalasi pembuangan air kotor dengan didahului pemotongan sampah, pembuangan sampah dengan cara diolah menjadi kompos, pembuangan sampah melalui instalasi pembakaran (Wasito, 1970).
Semakin maju tingkat budaya masyarakat maka semakin komplek sumber sampah dan dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa sumber sampah yaitu dari rumah tangga, daerah pemukiman, daerah perdagangan daerah industri, daerah peternakan, daerah pertanian, daerah pertambangan dan dari jalan (Azwar, 1995).
Sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan baik karena telah diambil bagian utamanya atau karena pengolahan dan sudah tidak bermanfaat sedangkan jika ditinjau dari sosial ekonomi sudah tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian (Hadiwiyoto, 1983).
Sampah plastik merupakan sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna bahkan menjadi barang yang bernilai bila dikerjakan oleh orang-orang yang berkreatifitas, contoh sampah plastik itu seperti bungkus makanan ringan, bungkus ditergen, botol air mineral dan lain-lain. Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Sumber-sumber sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut :
1.        Pemukiman penduduk
Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih), perabotan rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun (Dainur, 1995).
2.        Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.
3.        Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering.
4.        Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum,dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.
5.        Pertanian Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang.
Lokasi pertanian seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang Universitas Sumatera Utara telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman (Chandra, 2007).

2.2     Sejarah Plastik
Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.
Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan. Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat, banyak gajah dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar. Pada tahun 1866, seorang Amerika bernama John Wesley Hyatt, menemukan bahwa seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola biliar dari bahan ini untuk menggantikan gading gajah. Tetapi, karena bahannya terlalu rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika saling berbenturan. Bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907 ketika seorang ahli kimia dari New York bernama Leo Baekeland mengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite. Material baru ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu lunak. Tidak lama kemudian berbagai macam barang dibuat dari bakelite, termasuk senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang. Bakelite juga digunakan untuk keperluan rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat isolasi listrik. Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia dengan cara mengamati ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya ini yaitu sangat mudah terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles Topham.
Tahun 1920 ditandai dengan demam plastik. Wallace Hume Carothers, ahli kimia lulusan Universitas Harvard yang mengepalai DuPont Lab, mengembangkan nylon yang pada waktu itu disebut Fiber 66. Fiber ini menggantikan bulu binatang untuk membuat sikat gigi dan stoking sutera. Pada tahun 1940-an nylon, acrylic, polyethylene, dan polimer lainnya menggantikan bahan-bahan alami yang waktu itu semakin berkurang.  Inovasi penting lainnya dalam plastik yaitu penemuan polyvinyl chloride (PVC) atau vinyl. Ketika mencoba untuk melekatkan karet dan metal, Waldo Semon, seorang ahli kimia di perusahaan ban B.F. Goodrich menemukan PVC. Semon juga menemukan bahwa PVC ini adalah suatu bahan yang murah, tahan lama, tahan api dan mudah dibentuk. Pada tahun 1933, Ralph Wiley, seorang pekerja lab di perusahaan kimia Dow, secara tidak sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu polyvinylidene chloride atau populer dengan sebutan saran. Saran pertama kali digunakan untuk peralatan militer, namun belakangan diketahui bahwa bahan ini cocok digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran dapat melekat di hampir setiap perabotan seperti mangkok, piring, panci, dan bahkan di lapisan saran sendiri. Tidak heran jika saran digunakan untuk menyimpan makanan agar kesegaran makanan tersebut terjaga.  
Pada tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan R.O. Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory menemukan polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak yang amat besar bagi dunia. Karena bahan ini ringan serta tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai pelapis untuk kabel bawah air dan sebagai isolasi untuk radar. Pada tahun 1940 penggunaan polyethylene sebagai bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar 600 pounds atau sekitar 270 kg. Setelah perang berakhir, plastik ini menjadi semakin populer.
Saat ini polyethylene digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas belanja atau tas kresek, dan kontainer untuk menyimpan makanan. Kemudian pada tahun 1938 seorang ahli kimia bernama Roy Plunkett menemukan teflon. Sekarang teflon banyak digunakan untuk melapisi peralatan memasak sebagai bahan anti lengket.  Selanjutnya, seorang insinyur Swiss bernama George de Maestral sangat terkesan dengan suatu jenis tumbuhan yang menggunakan ribuan kait kecil untuk menempelkan dirinya. Lalu pada tahun 1957 de Maestral meniru tumbuhan tersebut untuk membuat Velcro atau perekat dari bahan nylon.

2.3         Jenis-jenis Plastik
Di setiap kemasan plastik yang sering kita jumpai ada bermacam – macam jenis plastik pasti terdapat berupa simbol atau kode yang perlu kita ketahui sebelumnya untuk digunakan kembali. Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).
Secara umum simbol atau kode pengenal plastik tersebut seperti:
1. Berada atau terletak di bagian bawah
2. Berbentuk segitiga
3. Di dalam segitiga tersebut terdapat angka
4. Serta nama jenis plastik di bawah segitiga
5. Simbol atau kode ini timbul dipermukaan plastik
Lalu kode ini terdiri dari 7 jenis yang masing – masingnya tentu memiliki jenis plastik yang berbeda – beda untuk digunakan. Berikut adalah contoh dan jenis kode plastik:
1.        PETE atau PET (Polythylene Terephthalate)
Biasa dipakai untuk botol plastik transparan atau tembus pandang seperti botol air mineral dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol ini direkomendasikan hanya sekali pakai. Bila terlalu sering diisi ulang, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat atau panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
2.        HDPE (High Density Polythylene)
Biasa dipakai untuk kemasan susu, jus, tas belanja (kantong kresek). HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi, dan merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiringnya waktu.
3.        PVC (Polyvinyl Chloride)
Jenis plastik ini termasuk yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini biasa digunakan untuk perangkat hardware, mainan anak-anak, kemasan farmasi, minyak sayur, dan kebersihan lainnya. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
4.        LDPE (Low Density Polyethylene)
Plastik ber-tipe cokelat (thermoplastic atau dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat plastik sampah, tempat penyimpanan makanan, dan botol-botol yang lembek. Sifat jenis plastik LDPE yaitu kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak, pada suhu di bawah 60 derajat Celsius, sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barangbarang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5.        PP (Polypropylene)
Karakteristiknya adalah transparan yang tidak jernih atau berawan, lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan yang terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
6.        PS (Polystyrene)
PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839 oleh Eduard Simon seorang apoteker dari Jerman dengan secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
7.        Polycarbonate
Untuk jenis plastik ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu SAN – styrene acrylonitrile, ABS – acrylonitrile butadiene styrene, PC – polycarbonate, dan Nylon. Plastik ini dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa. Plastik dengan jenis 7 yaitu SAN dan ABS merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.

2.4     Dampak Dari Sampah Plastik Bagi Lingkungan Dan Kesehatan
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula limbah yang dihasilkan. Limbah yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya.
Permasalahan limbah plastik di Indonesia telah memasuki tahap yang sangat mengkhawatirkan. Diperkirakan lebih dari 100 miliar kantong plastik digunakan oleh masyarakat tiap tahunnya dan kebanyakan limbah plastik tersebut tidak dikelola atau diolah secara benar. Limbah plastik sangat sulit sekali terurai secara sempurna oleh tanah karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah.  Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Partikel hasil uraian plastik juga beresiko mencemari lingkungan. Pencemaran lingkungan akibat limbah plastik akhirnya menjadi sebuah konsekuensi yang harus ditanggapi serius terutama oleh masyarakat sebagai pihak yang sangat berperan dalam permasalahan ini. Plastik merupakan benda anorganik dan non-biodegradable yang terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia inilah yang membuat limbah plastik berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Limbah plastik mengandung Polychlorinated Biphenyl atau PCB sehingga membuat limbah plastik sulit terurai. Selain itu jika limbah plastik termakan oleh hewan dan tanaman maka hewan dan tanaman tersebut beracun sehingga berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan. Limbah plastik yang terurai di dalam tanah akan menghasilkan partikel-partikel yang bisa mencemari air dan tanah. Tanah menjadi tidak subur karena banyak hewan pengurai, misal cacing tanah yang terbunuh akibat partikel-partikel tersebut, air di dalam tanah tidak bisa mengalir lancar, dan menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat. Setiap tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170 kantong plastik setiap tahunnya. Lebih dari 17 milyar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota besar. Limbah plastik juga berperan dalam pemanasan global sehingga terjadi perubahan iklim yang ekstrem. Sejak dari proses produksi plastik sampai dengan pembuangan, plastik telah menghabiskan banyak energi dan mengemisi gas rumah kaca ke astmosfer dan penipisan lapisan ozon.
Kegiatan produksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca. Jika limbah plastik dibakar juga akan menghasilkan gas karbondioksida sehingga mengakibatkan polusi pada udara dan pemanasan global. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa sampah plastik sangat merugikan lingkungan sekitar kita, berikut ini adalah alasan ataupun bukti-bukti yang telah diungkapkan untuk meyakinkan uraian diatas:
1.      Para ilmuwan memperkirakan bahwa setiap mil persegi lautan mengandung sekitar 46.000 lembar plastik yang mengambang di dalamnya (United Nations Environment Programme).
2.      Dalam keadaan yang baik, dengan kepadatan tinggi, polyethylene membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk terurai. Dalam keadaan kurang ideal (tempat pembuangan sampah misalnya), butuh waktu lebih dari 500 tahun bagi plastik untuk terurai (ScienceLearn.org).
3.      Diperkirakan 3.960.000 ton kantong plastik, karung dan pembungkus lain dihasilkan setiap tahunnya. Dari mereka, 3.570.000 ton (90%) dibuang. Jumlahnya meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 1980, sekitar 1.230.000 ton (Environmental Protection Agency).
4.      Menurut data dari Ocean Conservancy's annual International Coastal Cleanups, kantong plastik secara konsisten termasuk dalam 10 puing-puing sampah paling banyak yang dikumpulkan di pantai di seluruh dunia.
5.      Tingkat dekomposisi yang sangat lambat dari kantong plastik membuat mereka mengambang di laut selama bertahun-tahun. Menurut Algalita Marine Research Foundation, kantong plastik menyebabkan kematian banyak hewan laut (ikan, penyu, dll), tiap tahunnya karena hewan mengira plastik adalah makanan.
6.      Ketika plastik terdekomposisi, mereka tidak terbiodegradasi, melainkan fotodegradasi. Ini berarti bahan-bahan pembentuk plastik terpecah menjadi fragmen yang lebih kecil dan menyebarkan racun. Mereka kemudian mencemari tanah, jalur air, dan saluran pencernaan hewan (Earth911).
7.      10% dari plastik yang diproduksi setiap tahun di seluruh dunia berakhir di laut. 70% diantaranya tenggelam ke dasar laut, di sana, mereka cenderung tidak terurai (PBB).
Sampah-sampah yang mencemari ...
Sampah-sampah yang mencemari laut utara Jakarta membuat kualitas air laut menurun. (www.utarakanjakarta.com)
2.5         Upaya Penanggulangan Sampah Plastik
Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah. Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA.
Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi penggunaan kantong plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka kantong plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah kantong plastik yang menumpuk di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat menjadi sumber daya. Pengembangan proses pengolahan kantong plastik dilakukan melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik kantong plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah kantong plastik. Berbagai macam dampak limbah plastik tersebut tentunya akan membawa ancaman lebih besar jika tidak segera diatasi. Solusinya bukanlah melarang penggunaan kantong plastik. Kebijakan semacam itu justru akan memantik berbagai kontra yang justru akan menggagalkan pemecahan masalah. Beralih menggunakan kantong kertas juga sebaiknya jangan dijadikan solusi, sebab, proses produksi kantong kertas justru mengorbankan lingkungan. Bayangkan saja berapa banyak pohon yang harus ditebang, energi yang harus digunakan untuk memproduksinya. Terdapat berbagai macam cara untuk mengatasi limbah plastik, diantaranya yaitu reuse, reduce, dan recycle limbah plastik.
Penggunaan atau pemanfaatan kembali limbah plastik (reuse) dapat menjadi salah satu upaya pengelolaan limbah plastik secara benar sekaligus hemat biaya, waktu, energi, dan sumber daya. Limbah plastik tersebut digunakan lagi sesuai dengan fungsi sebelumnya atau dengan fungsi yang berbeda. Pilih barang plastik yang masih bisa digunakan dan jangan gunakan barang plastik yang sekali pakai (disposable). Reduce yaitu upaya pengurangan penggunaan material-material atau bahan-bahan yang dapat menghasilkan limbah plastik, misalnya hindari penggunaan barang atau benda yang sekali pakai, pilih barang atau benda yang dapat didaur ulang, dan yang dapat diisi ulangi. Sedangkan recycle atau daur ulang merupakan upaya mengatasi limbah plastik dengan cara mengolah kembali limbah plastik sehingga memiliki banyak fungsi dan bernilai ekonomis. Proses daur ulang pada limbah plastik biasanya dimulai dari pengumpulan sampah, penyortiran sampah, pembersihan sampah, kemudian proses pengolahan atau produksi untuk menjadi material baru. Untuk bisa didaur ulang limbah plastik harus memenuhi beberapa persyaratan terlebih dahulu, misalnya limbah bersifat homogen, sudah berbentuk sesuai dengan kebutuhan, tidak teroksidasi, dan tidak terkontaminasi.
Biasanya daur ulang pada limbah plastik dilakukan oleh industri. Saat ini 80% lebih jenis limbah plastik bisa didaur ulang walaupun terdapat penggunaan zat tambahan agar material hasil daur ulang lebih berkualitas. Bahaya limbah plastik bisa diminimalisasi jika kita semua ikut berperan aktif dalam mengelola limbah plastik dengan baik dan benar, misalnya dengan cara menerapkan prinsip 3R (reuse, reduce, dan recycle) dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu ada solusi yang sudah diterapkan oleh beberapa negara, diantaranya pada tahun 2001 di Irlandia menerapkan kebijakan pajak plastik (PlasTax). Awalnya, ketika kebijakan ini diterapkan, memang masih ada orang-orang yang menggunakan kantong plastik.  Solusi berbasis pasar ini akhirnya berhasil menekan penggunaan kantong plastik ketika nominal pajak plastik cukup membebani. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh  Departemen Lingkungan Irlandia, ditemukan bahwa penggunaan kantong plastik telah turun hingga 93,5 persen. Penggunaan kantong plastik menurun dari 328 menjadi 21 kantong per orang setiap tahun. Kebijakan kantong plastik berbayar mulai diterapkan di Indonesia pada 21 Februari 2016 bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN). Kebijakan ini merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan jumlah sampah plastik di Indonesia. Disisi lain, kebijakan ini juga untuk menghemat penggunaan APBN negara. Selama ini banyak sekali biaya yang telah dikeluarkan pemerintah untuk menangani permasalahan limbah plastik tersebut. Jadi mulai saat ini plastik yang kita gunakan telah memiliki anggaran biaya sendiri untuk biaya pengolahan dan penanggulangannya dari biaya yang kita keluarkan sendiri. Menurut saya ini adalah langkah yang baik agar kita dapat mengurangi penggunaan plastik kedepannya dan mengubah trend atau pola perilaku masyarakat, karena hal ini juga akan berdampak baik bagi lingkungan dan dana APBN yang sebelumnya digunakan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik tersebut bisa digunakan untuk kepentingan negara yang lain.
  
 BAB III
KESIMPULAN

3.1     Kesimpulan
          Kesimpulan merupakan suatu jawaban dari tujuan penulisan makalah dampak penanggulangan sampah plastik bagi lingkungan. Berikut adalah kesimpulan dalam penulisan makalah dampak penanggulangan sampah plastik bagi lingkungan.
1.    Sampah adalah suatu kondisi dimana suatu barang atau zat yang sudah tidak lagi digunakan yang berada pada tempat yang tidak seharusnya. Plastik terdiri dari zat-zat berbahaya yang apabila dibuang tidak bisa terurai begitu saja oleh alam. Oleh karena itu sampah palstik akan memberikan dampak negatif bagi lingkungan apabila tidak ditanggulangi dengan cepat, baik dan benar.
2.    Jenis-jenis plastik ada tujuh yaitu PETE atau PET (Polythylene Terephthalate), HDPE (High Density Polythylene), PVC (Polyvinyl Chloride), LDPE (Low Density Polyethylene), PP (Polypropylene), PS (Polystyrene), dan Polycarbonate.
3.    Jenis sampah ada dua yaitu sampah organik dan anorganik.
4.    Dampak dari sampah plastik yaitu pemanasan global, mencemari tanah, jalur air, dan saluran pencernaan hewan, membuat biota di perairan mati dan merusak ekosistem baik tanah maupun air. Selain itu juga bisa menimbulkan kerugian sosial seperti banjir dan tanah longsor serta berbagai macam penyakit.
5.    Cara mengatasi ataupun menanggulangi sampah plastik yaitu dengan cara 3R yaitu reuse, reduce dan recycle. Selain itu juga dengan menggunakan program plastik berbayar yang telah dilakukan yang diharapkan dapat merubah pola perilaku masyarakat mengurangi penggunaan plastik.


DAFTAR PUSTAKA

Azwar A, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara sumber Widya, Jakarta.
Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Dainur, 1995. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya Medika.
Hadiwiyoto, S. (1983). Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu. Jakarta.
Murtadho, D dan Said, E.G. 1988. Penanganan Pemanfaatan Limbah Padat. Jakarta: Sarana Perkasan.
Reksosoebroto, S. 1990. Hygiene dan Sanitasi. APK-TS. Jakarta.
Sudarso. Pembuangan Sampah, Proyek Pengemangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat-Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan. 1985.
Wasito, Sidik.1970. Sanitasi Pembuangan Sampah, Jakarta.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tradisional Petak Jongkok

Candak Ndodok atau sering disebut dalam bahasa indonesia yaitu Petak Jongkok atau Tap Jongkok adalah salah satu permainan tradisional Indonesia yang tidak membutuhkan banyak peralatan untuk memulainya. Bahkan permaian ini bisa dimulai di mana saja tanpa persiapan apapun. Mengapa permainan tradisional ini disebut atau dijuluki permainan candak ndodok? Karena permainan candak ndodok ini merupakan permainan yang sangat unik. Permaian candak ndodok dimulai dengan sebuah gambreng. Gambreng adalah sebuah proses menentukan giliran yang biasanya dimulai dengan teriakan "Hom pim pah alaiyum gambreng!".  Biasanya permainan dimulai dengan semua pemain lari berpencar menjauhi si penjaga. Si penjaga harus mengejar pemain lainnya sampai berhasil menepuk (di mana saja) salah satu pemain. Bila si penjaga berhasil melakukan itu, posisi akan otomatis berubah. Orang yang ditepuk akan berjaga, sedangkan orang yang berjaga akan menjadi target penjaga. Para target bisa meloloskan diri dengan ca

Aku Cinta Produk Indonesia

            Seperti yang dikatakan bapak Heppy Trenggono; “Membeli Indonesia. Membeli produk bukan karena lebih baik, bukan karena lebih murah tapi karena buatan Indonesia. Membela Indonesia. Sikap jelas dalam pembelaan. Membela martabat bangsa, membela kejayaan bangsa. Menghidupkan Persaudaraan. Aku ada untuk kamu, kamu ada untuk aku, kita ada untuk tolong menolong”. Saya sangat setuju dengan beliau, kata-katanya mampu memotivasi/mengerakkan hati saya untuk lebih mencintai produk indonesia. “Aku Cinta Produk Indonesia”. Mungkin kata-kata itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sebuah kalimat yang tidak henti-hentinya dilontarkan pihak pemerintah dan produsen dalam negeri yang menyiratkan ajakan untuk seluruh masyarakat agar membeli dan memakai produk-produk yang diproduksi oleh produsen domestik. Hal ini dikarenakan pembelian produk dalam negeri yang memiliki dampak luar biasa terhadap perekonomian bangsa. Pembelian produk dalam negeri juga menumbuhkembangkan jati diri