Langsung ke konten utama

Tempat Wisata Terjauh Dan Mengesankan Yang Telah Dikunjungi

Pada liburan semester kemarin, aku dan keluarga pergi ke Yogyakarta. Ini bukan kali pertama kami berkunjung ke sana. Beberapa tahun lalu, kami pergi ke Yogyakarta dengan menggunakan mobil pribadi dan hanya menginap satu malam saja. Namun perjalanan kali ini berbeda karena kami berangkat menggunakan bisa dan pulang menaiki pesawat. Kami menginap pun cukup lama yaitu tiga hari dua malam. Selain itu, pada liburan kemarin, kami juga menggunakan jasa travel dari salah satu kerabat dekat sehingga memudahkan perjalanan kami selama di Yogyakarta.
Hari pertama kami sampai di Yogyakarta, kami langsung pergi ke Magelang untuk berwisata ke Candi Borobudur. Candi yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan dunia. Kami pergi ke Candi Borobudur karena nenekku ingin melihat secara jelas bagaimana candi itu. Sepulangnya dari Candi Borobudur, kami berwisata kuliner di sepanjang Jalan Malioboro. Suasana di sana begitu nyaman karena selalu ramai tapi tidak bising oleh kendaraan. Sehabis makan malam, kami pun segera bergegas ke penginapan untuk melanjutkan wisata keesokan harinya.
Pada hari kedua, pagi-pagi sekali kami sudah bersiap-siap untuk pergi ke pantai. Namun bukan ke Pantai Parangtritis yang sudah sangat terkenal ke Yogyakarta. Kami mencoba ke pantai baru yang masih belum banyak terjamah wisatwan di daerah Gunung Kidul, Kabupaten Yogyakarta. Perjalanan dari Yogyakarta memerlukan waktu kurang lebih 2 jam. Sesampainya di Gunung Kidul, ternyata untuk memasuki kawasan wisatanya, kami hanya diperlukan membayar satu kali saja di depan dan selanjutnya tidak ada biaya lain untuk menikmati keindahan pantai di sana. Dalam kawasan wisata pantai tersebut, sedikitnya ada 5 pantai lebih yang bisa kami nikmati. Namun sayang, karena keterbatasan waktu, kami hanya bisa mendatangi 3 pantai, yaitu Pantai Indrayanti, Pantai Baron, dan Pantai Pok Tunggal. Ketiga-tiganya menawarkan keindahan yang luar biasa. Pasirnya putih, wisatawan masih sedikit, dan airnya yang jernih. Sunggu tenang berada di sana. Menjelang sore hari, kami bersiap-siap untuk pulang ke penginapan.
Kami pulang pada hari ketiga. Karena kami mendapat jadwal keberangkatan pukul 12.00, maka sejak pagi kami sudah bersiap-siap untuk pulang. Sebelum sampi di bandara, tak lupa kami membeli oleh-oleh khas Yogyakarta untuk orang-orang terdekat. Aku sangat senang liburan kali ini. Dan Yogyakarta tidak pernah membosankan, meskipun aku sudah beberapa kali mengunjunginya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permainan Tradisional Petak Jongkok

Candak Ndodok atau sering disebut dalam bahasa indonesia yaitu Petak Jongkok atau Tap Jongkok adalah salah satu permainan tradisional Indonesia yang tidak membutuhkan banyak peralatan untuk memulainya. Bahkan permaian ini bisa dimulai di mana saja tanpa persiapan apapun. Mengapa permainan tradisional ini disebut atau dijuluki permainan candak ndodok? Karena permainan candak ndodok ini merupakan permainan yang sangat unik. Permaian candak ndodok dimulai dengan sebuah gambreng. Gambreng adalah sebuah proses menentukan giliran yang biasanya dimulai dengan teriakan "Hom pim pah alaiyum gambreng!".  Biasanya permainan dimulai dengan semua pemain lari berpencar menjauhi si penjaga. Si penjaga harus mengejar pemain lainnya sampai berhasil menepuk (di mana saja) salah satu pemain. Bila si penjaga berhasil melakukan itu, posisi akan otomatis berubah. Orang yang ditepuk akan berjaga, sedangkan orang yang berjaga akan menjadi target penjaga. Para target bisa meloloskan diri dengan ca

DAMPAK DARI PENANGGULANGAN SAMPAH PLASTIK BAGI LINGKUNGAN

TUGAS MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN “DAMPAK DARI PENANGGULANGAN SAMPAH PLASTIK BAGI LINGKUNGAN” Disusun Oleh: Nama          : Maulana NPM           : 35413348 Kelas          : 3ID02 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar Belakang Lebih dari 1 triliun kantong plastik digunakan setiap tahun di seluruh dunia. Sekitar 2 juta kantong plastik digunakan setiap menit di seluruh dunia dan sekitar 32 juta ton sampah plastik dihasilkan setiap tahunnya, mewakili 12,7% dari total limbah padat. Menurut Riset  Greeneration , 1 orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Manajemen sampah yang buruk, terutama di negara-negara berkembang, menjadi salah satu pemicunya. Di negara seperti Indonesia contohnya, angka pendaurulangan sampah termasuk rendah yakni di bawah 50 persen. Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan juga masih memprihatinkan. Tida

Aku Cinta Produk Indonesia

            Seperti yang dikatakan bapak Heppy Trenggono; “Membeli Indonesia. Membeli produk bukan karena lebih baik, bukan karena lebih murah tapi karena buatan Indonesia. Membela Indonesia. Sikap jelas dalam pembelaan. Membela martabat bangsa, membela kejayaan bangsa. Menghidupkan Persaudaraan. Aku ada untuk kamu, kamu ada untuk aku, kita ada untuk tolong menolong”. Saya sangat setuju dengan beliau, kata-katanya mampu memotivasi/mengerakkan hati saya untuk lebih mencintai produk indonesia. “Aku Cinta Produk Indonesia”. Mungkin kata-kata itu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sebuah kalimat yang tidak henti-hentinya dilontarkan pihak pemerintah dan produsen dalam negeri yang menyiratkan ajakan untuk seluruh masyarakat agar membeli dan memakai produk-produk yang diproduksi oleh produsen domestik. Hal ini dikarenakan pembelian produk dalam negeri yang memiliki dampak luar biasa terhadap perekonomian bangsa. Pembelian produk dalam negeri juga menumbuhkembangkan jati diri